SELAMAT DATANG DI SITUS FORUM SILATURRAHIM MUSLIM ALUMNI (FORSALAM) SMA NEGERI 3 PALEMBANG

HOME

SELAYANG PANDANG

LOGO

STRUKTUR ORGANISASI

PROGRAM KERJA

KONTAK KAMI

GALERI DOWNLOAD



PSDM

KEALUMNIAN

KESEKRETARIATAN

PUBLIK RELATION





hit counter
html hit counter code



javascript:void(0)




Bagaimana menurut anda tampilan blog Forsalam Smanta Palembang ini ?




Lihat Hasil Polling



ShoutMix chat widget

Foto Saya
Nama:
Lokasi: Palembang - Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia

Seorang mahasiswa yang senantiasa selalu ingin menjadi lebih baik dari hari-hari sebelumnya






Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat. QS Al-Mujadilah : 11





DUNIA DOWNLAOD

KONTAK KAMI

AIRMATA RASULULLAH SAW







April 2009 Mei 2009






KETOK.COM
SCTV.CO.ID
OKEZONE.COM
TV ONE.CO.ID
INDOWEBSTER.COM
DIKNAS
SABILI.CO.ID
GOGLE













Rabu, April 22, 2009
KONTAK KAMI
FORUM SILATURRAHIM MUSLIM ALUMNI (FORSALAM)
SMA NEGERI 3 PALEMBANG

Untuk setiap pertanyaan, komentar, saran dan kritik dapat anda layangkan ke :
  • No. HP : 08527330989, An. Hasbullah
  • Email : forsalam_smanta@ymail.com
  • Ym Administrator : fanda_moeslim
Atau anda dapat mengisi form yang telah kami sediakan dengan mengklik link di bawah ini :

KLIK DISINI, Semoga Bermanfaat. Terima Kasih !!!
Senin, April 20, 2009
AIRMATA RASULULLAH SAW
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.

Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai ding! in, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.